Koordinat.co, Gorontalo Utara – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, viral di media sosial tangkapan layar percakapan grup WhatsApp yang diduga melibatkan sejumlah kepala desa di Kabupaten Gorontalo Utara.
Dalam percakapan tersebut, mereka terlihat memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon (paslon) yang sedang bertarung pada perhelatan Pilkada di daerah itu. Bahkan, dalam grup WhatsApp tersebut diduga terdapat beberapa petinggi organisasi perangkat desa.
Tangkapan layar percakapan itu menyebar di beberapa grup publik, terlihat beberapa kepala desa menyampaikan dukungan dengan menyebutkan target perolehan suara dari desa masing-masing.
Misalnya, ada yang menuliskan target 90%, ada pula yang menargetkan 80%, hingga yang paling kecil yaitu 70% kemenangan untuk salah satu paslon.
Tak hanya menetapkan target perolehan suara, para kepala desa itu juga memberikan arahan untuk bekerja lebih keras dalam mendukung paslon yang didukung.
Salah satu pesan berbunyi: “Harus kerja keras tim ini, berat lawan. Jabo ponga potuluhu, gerakan perangkat desa, dan jangan lupa minta uang operasional.” Terdapat pula komentar dari kepala desa yang menyatakan: “Baku abis torang (kita semua_red) demi harga diri.”
Perlu diketahui, bahwa kepala desa dan perangkat desa dilarang terlibat dalam politik praktis. Hal ini diatur dalam Pasal 280, Pasal 282, dan Pasal 494 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Sanksi yang bisa dikenakan kepada aparatur desa yang terbukti terlibat politik praktis meliputi pidana penjara, denda, hingga pemberhentian dari jabatan.
Pasal 280 Ayat (2) menyebutkan bahwa perangkat desa termasuk dalam pihak yang dilarang diikutsertakan oleh pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan kampanye pemilu. Selain itu, Ayat (3) menjelaskan bahwa perangkat desa dilarang ikut serta dalam kampanye politik.
Menanggapi hal tersebut, Sekertaris Tim Pemenangan Paslon Roni Imran-Ramdhan Mapaliey Optimis (Romantis), Hendra Nurdin, menyatakan bahwa pihaknya merasa dirugikan oleh sekelompok oknum kepala desa tersebut, namun pihaknya masih melakukan pengkajian terhadap langkah yang akan dilakukan.
Sampai berita ini ditayangkan, pihak media telah berupaya menghubungi beberapa kepala desa yang diduga terlibat dalam percakapan tersebut, namun belum ada respon. (Tim)