Oleh : Ruhullah Makkawaru
Diriwayatkan dialog antara Imam Ridh as dengan Imran Shaby bahwa ketika Imran bertanya (tentang hubungan Hak Swt dgn makhluk): Apakah Dia dalam makhluk ataukah makhluk dalam Hak (dan jika kedua-duanya saling asing dan tidak punya hubungan, bagaimana salah satunya menjadi ayat dan alamat lainnya?). Beliau as berkata: Maha Tinggi dan Agung Dia wahai Imran dari hal demikian, Dia tidaklah dalam makhluk (penafian konsep hulul atau ingkarnasi) dan Tidak ada makhluk dalam Hak Swt… . Coba berikan gambaran padaku tentang cermin, apakah kamu di dalamnya atau ia dalam kamu? Jika tidak satupun dari kamu di dalam lainnya, maka dengan apa kamu berdalil dengannya atas dirimu? (Yakni dengan melihat wajah di cermin, kamu memperoleh informasi tentang dirimu).
Kelebihan perumpamaan ini adalah gambar memiliki penampakan pada cermin, tetapi ia bukanlah wujud sebenarnya. Demikian juga ia tidaklah dalam cermin, sebab tidak ada sesuatu (benda) dalam cermin, dan juga tidak di dalam diri sipemandang, serta tidak dalam ruang antara keduanya, sebab diantara keduanya hanyalah sinaran cahaya.
Di samping itu meskipun tidak ada sesuatu dalam cermin, akan tetapi ia memperlihatkan sesuatu sesuai dengan kondisi-kondisinya.
Tentu ilustrasi ini hanya mendekatkan kita kepada pemahaman konseptual hubungan Tuhan dan makhlukNya, akan tetapi untuk sampai kepada pengetahuan hakiki mestilah dengan pengetahuan hudhuri dan syuhud irfani. (R01)