Koordinat.co, Gorontalo – Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen organisasi menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Gorontalo.(Kamis,15/5/2025)
Mereka menuntut tindakan tegas atas dugaan tindakan amoral yang dilakukan oleh salah satu anggota legislatif (Aleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Pimpinan DPRD segera menindaklanjuti hasil investigasi internal DPC PKB yang merekomendasikan Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap Aleg yang diduga kuat melakukan perselingkuhan.” Orasi para mahasiswa menyuarakan satu tuntutan utama secara bergiliran dengan membawa spanduk.
“Apa gunanya kode etik dan sumpah jabatan jika pelanggaran sejelas ini dibiarkan? DPRD seolah bungkam!” tegas Andre Katili, orator aksi, lantang di hadapan aparat keamanan dan awak media.
Andre menandaskan, kasus ini bukan hanya persoalan pribadi seorang wakil rakyat, melainkan soal integritas dan kehormatan lembaga yang seharusnya menjadi representasi aspirasi rakyat.
“Ironis, ketika rakyat menuntut keadilan dan etika, DPRD malah diam. Ini bukan ketidaktahuan, ini pembiaran yang disengaja,” ujarnya tajam.

Lebih jauh, ia menyinggung falsafah Gorontalo yang telah lama menjadi dasar moral masyarakat: “Adat bersendikan syara’, syara’ bersendikan Kitabullah.” Menurutnya, tindakan oknum Aleg PKB tersebut telah mencederai nilai luhur ini secara terang-terangan.
“Jika DPRD gagal menjaga nilai-nilai ini, maka mereka juga gagal menjadi representasi masyarakat Gorontalo,” tandas Andre.
Beberapa media lokal seperti Hestek.co.id dan Ligonews.id sebelumnya telah mengangkat isu dugaan perselingkuhan yang menyeret nama Aleg PKB tersebut. Namun, hingga kini, belum ada pernyataan resmi yang menunjukkan keseriusan DPRD dalam menangani perkara ini.
Mahasiswa pun mengultimatum. Jika DPRD tetap tak bergeming, gelombang protes akan semakin besar.
“Ini bukan ancaman, ini komitmen moral kami sebagai warga negara,” tutup Andre Katili, penuh tekanan.