Koordinat.co, Gorontalo – Sejumlah pengusaha Telur di kab gorontalo merasa terusik dengan pemberitaan soal buruknya kualitas telur yang beredar dibeberapa e warung kec pulubala.
PT Harim Gorontalo yang sempat disebut oleh oknum suplier pun angkat bicara
Kepada Awak media Senin, 8 februari 2021, Marketing PT Harim, Ledi Julia Kasim mengatakan, bahwa setiap jenis telur yang dikeluarkan oleh perusahannya melalui mekanisme penyortiran yang baik dan sempurna sebelum sampai ke konsumen.
“jadi perusahan kami sangat memperhatikan soal kualitas telur yang kami jual, Torang punya masih jaga sortir sebelum dilakukan penjualan
Torang punya jual per bak, perjenis telur, sedangkan itu torang punya setiap butir telur masih jaga timbang,” kata Ledi.
Ditempat yang sama, bagian produksi PT. Harim , Mohammad Noer Mokoginta mengungkapkan bahwa setiap kali transaksi jual beli telur didasarkan bukti hitam di atas putih.
“Kan kita bisa lihat dari oderan telurnya kita itu disortir setiap kali orderan ada nota ketika kita turun lapangan langsung lihat jenis telur bisa dipertanggung jawabkan apa ini milik PT. Harim atau bukan, itu bisa dilihat sesuai nota yang misalnya dia pesan telur begini besarnya,” ucapnya (Sembari mengangkat jenis telur)
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa beredarnya telur berkualitas buruk yang ada di Desa Puncak, Kecamatan Pulubala, benar benar bukan telur milik PT. Harim.
“Bukti kasus yang ada di Desa puncak ketika kita turun langsung di lapangan yang kita temui itu telur begini besarnya, itu membuktikan bahwasanya memang itu bukan telur dari PT. Harim, dan kemarin kita bertemu ibu Nita, ibu Nita juga mengakui bahwa telur yang ada di Puncak bukan telur PT. Harim,” tuturnya
Ditempat terpisah, salah satu perusahan telur yang ada di desa Pulubala , PT Bintang SR melalui pengawas produksi menyampaikan, bahwa selama ini perputaran jual beli telur dipihaknya masih berkutat di seputaran keluarga.
“Tidak ada nama Cv. Rahmat Jaya atau ibu Nita Dali yang mengambil telur disini, kalau yang ambil telur disini hanya keluarga pemilik kandang baik yang di Paguyaman, dan keluarga yang ada di Kota Gorontalo , memang pernah yang bersangkutan sempat nelpon mau ajak kerja sama namun ditolak oleh sang pemilik,” pungkasnya.