Oleh : Fitri Hadun (Mahasiswi IAIN Sultan Amai Gorontalo)
KOORDINAT.CO, OPINI – Tulisan ini bukan hanya berisi perasaan miris akan kondisi bunuh diri yang tengah melanda Gorontalo, akan tetapi mengungkap akar masalah dan memberi rekomendasi solusi.
Selama kurang lebih satu pekan di Gorontalo tercatat ada 3 orang melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri.
Seorang mahasiswi di salah satu Universitas di Gorontalo melakukan bunuh diri di perumahan Desa Ulapato A, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Penyebab utama Mahasiswi ini bunuh diri dikarenakan depresi masalah asmara dengan pacarnya, kemudian ditambah dengan masalah ekonomi (gopos. id).
Kemudian berselang empat hari seorang karyawati Indomaret di Gorontalo melakukan bunuh diri dengan gantung diri menggunakan tali ayunan anak.
Karyawati Indomaret yang berusia 21 tahun ini bunuh diri, karena depresi setelah mengalami penipuan oleh seorang admin pinjaman online (pinjol) yang dijanjikan mendapat pinjaman Rp. 15.000.000,00 dan sebelum mendapatkan pinjaman tersebut, harus mengirim uang senilai Rp.3. 200.000 (bogor.tribunnews.com).
Menjadi sedih dan miris hari ini tanggal 15 maret 2023 berselang dua hari kasus bunuh diri, seorang siswi SMP di Gorontalo umur 14 Tahun ditemukan tewas gantung diri diduga kesal dimarahi ayahnya (gorontalo.viva.co.id).
Kasus bunuh diri sebenarnya telah banyak terjadi, hanya saja gempar di kalangan masyarakat Gorontalo maupun di luar Gorontalo, karena kurang lebih satu pekan tiga nyawa tewas akibat bunuh diri dengan cara gantung diri.
Internasional Association for Suicide Prevention (IASP) memperkirakan 700 ribu orang meninggal dunia, karena bunuh diri setiap tahunnya (CNN.Indonesia). Tercatat kasus kematian akibat bunuh diri di Indonesia sebesar 6.480 pada tahun 2019 (tempo.co).
Bahkan dikutip dari (Jawapost.com) angka bunuh diri di tanah air diprediksi 4 kali lebih tinggi daripada yang terlapor, artinya secara fakta lebih banyak daripada data yang tercatat. Penyebab bunuh diri
jika kita merangkum alasan bunuh diri kebanyakan akibat keterbatasan ekonomi, masalah keluarga, masalah sosial yakni mendapat bully di lingkungannya, dan masalah percintaan (AMEKS ONLINE).
Perlu kita katakan dengan sangat jujur masalah ekonomi hari ini memang begitu sulit, dan sampai hari ini belum ada solusi tuntas dan semakin tidak ada solusi dapat menambah akibat buruk lain seperti kasus bunuh diri. September 2022 jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 26, 35 juta orang (Indonesiabaik.id). Tidak hanya itu, masalah kemiskinan merambah pada masalah keluarga.
Banyak anak dan orang tua yang hubungannya renggang karena sibuknya kedua orang tua mencari nafkah untuk keluarga, dan merambah pada anak yang kurang memiliki pendidikan karakter di rumah serta dukungan dari orang tua menyebabkan banyak anak yang rapuh dari segi mental, dan menjadi pelaku bully bahkan menjadi korban bully tanpa diketahui orang tua.
Anak-anak tidak mampu menahan amarah maupun kesusahan hidup, tidak bisa bersabar, marah dan kecewa sedikit langsung bunuh diri. Di keluarga kurang penanaman karakter berupa keimanan, ditambah pelajaran di sekolah yang sangat sedikit jam pelajaran agama. Ditambah adanya penanaman cara beragama yang moderat membuat banyak orang mengurangi praktik beragama karena takut katakan radikal.
Selanjutnya, kehidupan sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) yang serba bebas membuat perempuan, dan laki-laki bebas dalam pergaulannya. Kehidupan asmara yang tanpa ikatan (pacaran) yang sangat trend dikalangan anak muda hari ini sebenarnya telah banyak menimbulkan masalah misalnya bunuh diri, hamil di luar nikah bahkan aborsi.
Perselingkuhan yang merupakan salah satu masalah di keluarga juga disebabkan oleh pergaulan bebas. Terbiasanya laki-laki, dan perempuan yang tanpa ikatan melakukan hubungan asmara, sehingga siapa yang bisa menjamin ketika telah menikah juga akan melakukan hubungan asmara dengan orang lain tanpa ikatan (selingkuh)?
Itulah beberapa alasan kasus bunuh diri terjadi.
Lantas yang menjadi pertanyaannya ketika akar masalah tadi dipecahkan apakah bisa mengurangi bahkan meniadakan kasus bunuh diri? tentu saja, karena itulah masalah intinya, bukan sekedar memberi motivasi.
Kemiskinan negeri ini disebabkan kesalahan dalam mengatur ekonomi.
Sistem ekonomi kapitalis yang memberikan sumber daya alam bebas dimilki siapapun termasuk swasta maupun asing. Indonesia yang memilki tambang emas sangat besar tidak mampu dinikmati rakyat, tetapi telah diinvestasikan kepada asing maupun swasta.
Satu-satunya solusi
lain halnya jika kita menggunakan aturan dari Islam, banyak masyarakat yang menganggap Islam tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kita, bahkan tidak memiliki solusi bagi bunuh diri maupun masalah ekonomi. Padahal Islam adalah agama yang sempurna yang memilki aturan yang lengkap yakni aturan sistem ekonomi Islam, politik Islam, sistem sosial Islam, sistem pendidikan Islam dan lain-lain.
Islam menentukan bahwa sumber daya alam adalah milik rakyat dilarang keras untuk menjual belikannya pada individu, swasta maupun asing. Negara di dalam Islam diwajibkan mengelola sumber daya alam rakyat, kemudian hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat.
Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah :
” Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu rumput, air dan api (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Barang tambang termasuk dari kategori api dalam hadits tersebut. Bayangkan saja ketika tambang emas, tembaga, batu-bara, hutan, pertanian dan sumber daya alam lain dikelola negera untuk kepentingan rakyat? sungguh pasti mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga tidak akan ada banyak rakyat yang depresi akibat tekanan ekonomi.
Islam juga menentukan laki-laki punya kewajiban menafkahi keluarga, dan negara yang bertanggung jawab agar setiap laki-laki mendapat pekerjaan. Ibu punya peran ummu waramatul bait (ibu sekaligus pengurus rumah tangga) sehingga tidak akan ada anak yang terlalaikan dari pendidikan di rumah akibat kedua orang tua yang sibuk bekerja.
Negara Islam tentunya akan mendidik karakter masyarakat di lembaga pendidikan dengan Islam, sehingga memiliki mental yang kuat dalam menjalani dunia, karena memahami dunia bukanlah tujuan. Dunia memang adalah tempat Allah menguji kita untuk memberi balasan surga di akhirat. Sehingga tidak akan ada orang yang patah dan putus asa hanya karena dunia.
Pemahaman inilah yang tidak ada pada masyarakat modern ala barat yang enggan mempelajari Islam dan tidak mau diatur Islam.
Termasuk masalah tren pacaran yang sebenarnya sudah dilarang oleh Allah SWT, namun masih banyak yang melakukannya dengan alasan Hak Asasi manusia (HAM) walhasil banyak yang menanggung akibat buruk dari pacaran, padahal kita memahami apapun yang Allah perintahkan adalah kebaikan untuk manusia dan apapun yang Allah larang pasti keburukan bagi manusia.
Islam menentukan bahwa kehidupan laki-laki dan perempuan adalah terpisah. Tidak boleh melakukan hubungan interaksi kecuali ada kepentingan, perempuan dan laki-laki bisa melakukan hubungan asmara kecuali hanya dengan pernikahan.
Jadi, sejatinya selama negeri ini tidak mau mengambil aturan Islam niscaya tidak akan ada solusi tuntas bagi masalah bunuh diri, Islam harus diterapkan secara keseluruhan (kaffah) baik pada ranah individu, keluarga, masyarakat maupun negara yakni aturan ekonomi, politik, pergaulan, dan lain-lain. Solusi ini mungkin terkesan terlalu Islami bagi masyarakat hari ini. Namun, inilah satu-satunya solusi tuntas yang diberikan Allah, Pencipta manusia yang paling tau aturan terbaik bagi manusia (Waallahu a’lam bishawab).
Maa Syaa Allah,,, benar sekali. Zaman sekrng banyak sekali terjadi berbagi masalah baik dari pemuda, orng tua ataupun dari faktor ekonomi. Tentunya segala masalah yng ada karena tidak adanya agama dalam mengatur kehidupan umat muslim hari ini sehingga solusi yng ada bukan solusi dari akarnya. Karena itu hanya dngn Islamlah segala masalah yng ada pasti akan di berika solusi yng benar² di tuntaskan dari akarnya.
Nastaghfirullah sedih dan miris sekali melihat keadaan umat ditengah penerapan sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Yuk kembali ke sistem Islam yg merupakan solusi dari seluruh problematika umat hari ini.