Oleh: Dina Suyitno, S.Pd (Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kota Gorontalo)
KOORDINAT.CO (OPINI) – Akhir-akhir ini ruang publik dihebohkan lagi dengan perbicangan mengenai independen women. Banyak khalayak yang mencoba mengasumsikan pendapatnya tentang independen women ini. Dari saya pribadi tertarik ingin mengulas mengenai independen women dari sudut pandang realita.
Mungkin ada yang belum mengetahui apa sih independen women itu? apakah independen women itu merupakan peluang atau tantangan.? Nah menurut Angela Herliani Tanoesoedibjo yang lebih dikenal dengan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2019 silam, bahwa independen women adalah wanita yang yakin pada dirinya sendiri, betul-betul berjalan sesuai dengan jalur hidupnya yang dia percayai itu adalah jalan yang terbaik untuk dia tanpa menyesalinya.
Selanjutnya menurut Ning Imaz Fatimatuz Zahra, Pedakwa asal Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, independen women dalam prespektif islam adalah perempuan yang memiliki kemandirian secara mental dan moral, sehingga sadar tidak akan mengantungkan eksistensinya pada pandangan orang lain.
Dari dua pendapat di atas saya mencoba mengasumsikan pendapat atau opini saya tentang independen women, bahwa independen women adalah sosok perempuan mandiri, bertanggungjawab atas dirinya sendiri, pekerja keras dan melakukan serta menangani berbagai hal secara sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.
Dalam hal ini bukan tidak membutuhkan orang lain hanya saja sosok independen women ini sosok perempuan yang tidak ingin merepotkan orang lain, mereka lebih senang dan merasa mampu untuk mengerjakan itu sendiri. Sebenarnya awal terbentuknya ciri khas ini pada diri independen women disebabkan, karena kebiasaan yang timbul dan dilakukan secara terus menerus.
Hal ini juga disebabkan dari banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi yang menyebabkan mereka harus bisa menyelesaikan apa-apa secara mandiri. Tak jarang sosok independen women itu paling banyak mengedepankan karier mereka dari pada tuntutan yang lainnya.
Secara realita bahwa sudah banyak perempuan-perempuan hebat di luar sana yang sukses dalam mengejar karier, mereka juga senang dalam mengeksplorasi skill yang dimiliki serta menciptakan karya-karya cemerlang. Hal ini bukan menjadi bahan lama, bahwa pada dasarnya perempuan yang seperti ini adalah sosok perempuan yang memiliki prinsip hidup untuk menata kehidupan atau masa depan yang lebih baik.
Karena mereka lebih mementingkan nasib mereka untuk dua atau lima tahun ke depan, untuk itu menjadi independen women bukan didasarkan atas kemauan mereka, tetapi karena adanya jalan yang ternyata itu adalah sebuah pilihan yang harus mereka pilih.
Jika ditanya apakah menjadi independen women itu merupakan peluang atau tantangan.? bahwa yang menjadikan sebuah peluang atau tantangan tergantung dari sosok women independen itu. Menurut asumsi saya bahwa menjadi women independen apakah peluang atau tantangan.? maka dari segi peluang, women independen memiliki ruang gerak yang bisa mereka ciptakan sendiri, kemudian dari segi pemikiran mereka sosok yang tertarik untuk berpikir maju ke depan tidak hanya statis melainkan dinamis.
Selanjutnya dari segi fisik dan mentalitas, independen women memiliki peluang pada fisik yang strong, dan tangguh. Begitupun pada mentalitas bahwa sosok independen women mampu mengatur dan menguasai jiwa, dan perasaan mereka, baik di saat mereka bahagia atau dalam keadaan yang kurang baik.
Kemudian dari segi tantangan, independen women berasumsi bahwa tantangan adalah sesuatu hal yang perlu diselesaikan dan menjadi motivasi dalam diri untuk terus bergerak. Adapun menurut asumsi saya, beberapa tantangan yang dihadapi oleh independen women dalam kehidupan sehari-hari adalah berupaya menghapus stigma mengenai perempuan tidak perlu mengejar pendidikan, dan karier terlalu tinggi. Karena ujung-ujungnya akan bekerja didalam rumah.
Mendengar stigma-stigma seperti itu membuat sosok independen women ingin membuktikan bahwa mereka juga memiliki kesempatan yang sama dalam mengejar pendidikan, dan karier. Bahwa mereka memiliki harga diri yang tinggi dan tujuan yang jelas.
Tantangan berikutnya adalah kebutuhan hidup yang semakin hari semakin banyak, independen women adalah sosok pekerja keras, mereka sangat antusias dalam bekerja. Hal ini dilakukan karena mereka memiliki tanggungjawab untuk mencukupi segala kebutuhan hidup mereka, baik demi keluarga ataupun untuk diri sendiri.
Tantangan berikutnya adalah pada persoalan romantisme, ada beberapa yang mengatakan bahwa sosok independen women ini sangat sulit dalam menentukan sosok pasangan yang ideal. Tak jarang sosok independen women sering kelihatan single/jomblo. Bukan mereka tidak ada yang mendekati, namun hanya saja mereka ingin menjalin hubungan dengan orang yang tepat, tanpa harus membuang-buang waktu mereka. Adapun beberapa alasan mengapa independen women sulit untuk menemukan pasangan yang ideal.
Berikut penjelasan yang dilansir oleh Fimela.com, bahwa alasan yang pertama adalah tidak ingin berkomitmen dengan sembarangan orang, kemudian alasan kedua tidak ingin berkencan hanya karena status. Dan alasan ketiga memiliki standar dan ekspetasi tinggi, serta tidak terlalu meminta bantuan kepada orang lain. Untuk itu menurut asumsi saya bahwa jika ditanya apakah menjadi independen women itu sebuah peluang atau tantangan, maka saya akan menjawab iya.
Kenapa peluang.? karena menjadi independen women kita bisa mengekspor banyak hal tanpa dibatasi oleh ruang gerak. Independen women menganggap bahwa peluang dan tantangan itu adalah sebuah pilihan untuk mendewasakan baik pemikirannya, atau mentalitasnya. Seorang independen women akan memilih jalan yang terbaik sekalipun itu membutuhkan perjuangan yang panjang, dan membutuhkan waktu yang lama.
Karena independen women melihat segala sesuatu adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi. Jadi jika kita ingin menjadi sosok independen women, maka kita harus siap atas segala tantangan ataupun peluang yang ada di hadapan kita, dan harus menyelesaikan itu secara konsisten.
Mungkin ini yang bisa saya sampaikan dalam opini singkat saya, semoga tulisan ini dapat membuka pemikiran/pandangan kita bahwa menjadi independen women adalah pilihan dan anugerah yang patut disyukuri.
Editor : Ghaffar Becelebo