Oleh: Erizelly bandaro
Kalau pengusaha di puncak suksesnya, mau masuk ke politik, pasti proses bisnisnya bermasalah. Kecuali kalau bisnisnya biasa saja dan masuk ke politik. Itu pilihan yang berat dan tidak pasti.
Kalau ada ustad dipuncak ketenaranya, dia masuk ke politik, itu artinya sama saja. Dia bermasalah dengan niat dia dalam berdakwah. Kecuali dia ustad biasa saja. Mengapa ? ketika orang berada di puncak karir nya, seharusnya dia jadi pencerah. Bukan masuk ke medan politik yang serba abu abu.
Contoh Bill Gate, kalau dia mau mencalonkan presiden AS, kemungkinan besar menang. Tetapi dia memilih jadi pegiat sosial.
Di Indonesia, pengusaha besar masuk ke politik disaat bisnisnya berada di puncak pencapaiannya. Ketika dia masuk ke arena politik. Bukan hanya karir politik dia kandas. bisnis juga ikut terseret dalam masalah.
Dulu ada Kh Zainuddin MZ yang dikenal sebagai Dai sejuta umat. Namun ketika dia masuk ke ranah politik. Kehidupannya berubah. Karir politik jatuh dan reputasinya meredup. Mengapa ? Dunia politik itu bukan dunia hitam putih. Bukan pula abu abu seutuhnya. Semua warna bisa berubah cepat. Transaksional berlangsung terus tanpa henti. Tidak ada kemapanan.
Dalam politik, orang baik dan jahat, tidak ditentukan oleh dirinya tetapi oleh lingkungannya. Lingkungan yang baik atau buruk tidak ditentukan oleh aturan atau sistem. Tetapi oleh proses trasaksional. Perbedaan pendapat itu sah saja selagi pendapatan sama. Apa artinya? Kalau anda ingin masuk ke politik anda harus benar benar jelas. Kalau jahat, ya benar benar jahat. Kalau baik ya benar benar baik. Konsistenlah dengan itu. Dari sikap jelas itu, anda bisa survival. Kalau setengah setengah ya akan jadi pecundang.
Itulah yang saya pahami. Makanya saya tidak kaget ketika UAS masuk ke arena politik lewat dukung mendukung. Politik menghukumnya dengan kejam. Dia dukung prabowo, prabowo kalah. Dia dukung calon Walikota Medan, kalah juga. Mengapa ? itu tadi. Orang jadi tahu bahwa dia tidak seperti ceramahnya. itu hanya permainan kata kata. Sejatinya dia hanya oportunis.
Jadi bagaimana solusinya? karena politik itu adalah kekuasaan. Jangan dipaksa masuk. Kalaupun masuk juga, maka itupun dengan alasan kuat. Niat baik karena Tuhan. Nah yang tahu niat anda itu ya Tuhan. Kalau gagal itu artinya niatnya salah.
Kekuasaan itu milik Allah dan Allah pula yang akan memberikan kepada orang yang Dia kehendaki, Kalaupun berhasil mendapatkan kekuasaan maka itu juga bukan hadiah dari Tuhan. tetapi cobaan maha berat dibandingkan cobaan apapun. Seorang pemimpin yang baik adalah jalan spirtual dalam kesepian. Bukan glamour. Paham ya sayang. (R01)