KOORDINAT.CO, POHUWATO- Warga Desa Lembah Permai, khususnya di Dusun Nangka, kembali merasakan banjir seperti yang dialami pada 2017 silam.
Banjir yang merendam 37 KK, atau 140 jiwa itu terjadi pada Senin, 24 Juni, malam kemarin, dengan ketinggian bervariasi berupa ketinggian di jalan dan di halaman rumah.
Selain itu, ketinggian air juga berbeda berupa pada jam 8 malam seukuran paha orang dewasa, sementara tengah malam atau pukul 23.00 WITA sampai leher orang dewasa, dan air mulai surut pada jam 12 malam.
Informasi adanya banjir di Desa Lembah Permai, Kecamatan Wanggarasi, Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, turun langsung memantau kondisi pasca banjir tersebut, Selasa, (25/06/2024).
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Saipul didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Abdul Mutalib Dunggio, unsur TNI dan Polri. Bupati dan rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 WITA dan langsung melihat kondisi pemukiman warga yang terdampak banjir.
Bupati Saipul Mbuinga menyampaikan rasa prihatinnya atas musibah yang menimpa warga Desa Lembah Permai khususnya. “Kami sangat prihatin dengan kejadian ini, dan banjir ini mengingatkan kembali pada banjir yang terjadi 7 tahun lalu atau pada 2017 silam”,ujar bupati.
Dirinya mengimbau kepada warga khususnya yang berada di bantaran sungai atau pemukiman yang dekat sungai untuk meningkatkan kewaspadaan di musim penghujan.
“Ya, meski di kampung tidak hujan, tetapi bagian hulu tentu kita tidak tahu, olehnya selama masih musim hujan kita semua tetap waspada, apalagi banjir yang terjadi di malam hari.
Ingat, keselamatan lebih diutamakan, apabila air sudah mulai masuk segera keluar mengungsi ke tempat yang aman atau di mana tempat yang tidak terkena luapan, karena banjir di desa ini begitu cepat dan berarus, olehnya ini jadi perhatian bersama”,ungkap Bupati Saipul.
Terpisah, Bendahara Desa Lembah Permai, Yulin Hasan, menyatakan akibat luapan air sungai Malango, 33 KK dan 140 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Terlebih memasuki tengah malam airnya makin tinggi, sehingga warga di Dusun Nangka meninggalkan rumah.
“Alhamdulillah, air mulai surut pada jam 12 malam, meski begitu tetap saja waspada disaat ada banjir susulan. Kami pun bersyukur hujan tidak ada di kampung, karena apabila bagian hulu hujan, dan di kampung pun demikian maka dipastikan ketinggian air bisa-bisa sampai atap rumah”,Ungkapnya.
Terkait kerugian, Yulin menambahkan bahwa areal pertanian sekitar ratusan haktare terdampak banjir, terlebih diseberang sungai yang di mana terdapat ratusan haktare lahan.
Kerugian lain juga berupa kayu rumah dan seng yang akan dipakai ikut terbawa arus, pun demikian dengan puluhan bahkan ratusan ekor ayam.
“Banjir di sini terbilang sangat deras dan air masuk begitu cepat, sampai-sampai barang-barang lain ada yang tidak sempat diselamatkan, salah satunya kayu rumah dan seng milik salah satu warga.
Kami pun berharap semoga banjir seperti ini tidak terjadi lagi, dan ini kali kedua kami alami sejak 7 tahun lalu”,ucapnya.