Oleh : Erijelly Bandaro (opini)
Sebelum tahun 2013 business trip saya padat sekali. Kadang dalam 10 hari saya mengunjungi 8 negara. Dalam setiap kunjungan saya harus tinggal di hotel. Kadang saya hanya check in sekedar ganti baju. Kemudian setelah meeting saya terbang lagi ke negara lain. Misal, pagi dari Hong Kong saya terbang ke Beijing. Jam 3 sore saya terbang ke Seoul. Selesai meeting saya terbang ke Tokyo. Besok paginya setelah meeting saya terbang ke Taipeh. Dari Taipeh saya terus ke London. Hanya semalam di London saya teruskan ke Bangkok. Sehabis makan malam di Bangkok dengan mitra saya, saya terbang ke Sanghai. Terakhir kembali ke Hong Kong. Itu 11 hari business trip.
Yang jadi kendala adalah pihak kantor mengelola jadwal terbang saya. Karena jadwal saya kadang mendadak berubah. Kawatir soal kamar hotel yang tak terlalu tersedia kalau tidak booking lebih dulu. Dan juga pesawat tidak selalu tersedia sesuai jadwal saya . Dulu belum ada Traveloka. Jadi bagaimana agar saya bisa mobile tanpa kendala. ? Pertama agar selalu tersedia kamar hotel. Saya beli time share. Artinya saya kontrak dengan jaringan hotel international seperti sheraton, Mandarin. Saya bayar sewa kamar setahun sekaligus. Jadi kemana saja tempat saya kunjungi selagi ada jaringan hotel itu saya bisa masuk tanpa perlu booking terlebih dahulu.
Apakah rugi dan pemborosan? tidak juga. Karena ketika peak season atau musim liburan, harga kamar melambung tinggi. Nah time share itu saya jual, Saya dapat untung. Selisih jual ketika peak season dan pembayaran sewa kamar setahun, kadang saya malah untung. Maklum harga time share adalah diskon sampai 40%. Harga peak season bisa 4 kali dari harga resmi. 30 hari musim liburan itu bisa buat saya pulang modal, bahkan untung. Artinya saya gratis tidur di hotel bintang lima selama business trip.
Gimana dengan pesawat? saya gunakan kartu AMEC Centurion black card. Dapat diskon tiket first class dengan harga tidak jauh beda dari Economi class. Kalau saya hendak ubah jadwal penerbangan dan ingin cepat terbang. Saya tinggal telp Centurion. Mereka beri fasiltitas priority dapatkan ticket dengan cepat. Bahkan mereka beri pasilitas sewa private jet kalau saya mau. Itu hanya hitungan menit pesan via telp. Semua mereka atur. Semua barang bermerek saya dapat diskon sampai 70a%. Mengapa ? Mereka ingin saya jadi etalage berjalan. Dan itu tidak perlu bayar kontan. Mereka hanya akan tagih kalau kita mau bayar, Kalau kita belum mau bayar, mereka engga akan tagih. Sabar banget.
Gimana pakaian suite dress?. Saya tidak perlu keluar uang USD 2000 untuk setelan jas seperti armany. Karena di setiap kota besar ada financial club, seperti Hong kong, London, Tokyo, Seoul, Shanghai, Beijing. Saya tinggal datang ke sana. Biasanya tersedia suite dress dari merek terkenal yang sengaja promo agar mereknya dipakai oleh pengusaha members Financial Club. Jadi gratis. Selagi anda member private banking first class bank, sekedar makan siang dan minum wine di financial club ya gratis.
Moral cerita:
Bagi pengusaha fasilitas jasa dan barang mewah itu tidak diaggap mewah. Justru mereka jadi alat promosi agar layanan dan produk jet set dibeli oleh konsumen yang ingin meresakan kehidupan jet set. Dari konsumen seperti itulah pasar dapat untung berlipat kali. Jadi kalau Marx bicara sebatas modal dan buruh. Tetapi sebenarnya kapitalisme itu tumbuh subur karena orang ingin berfantasi jadi orang kaya. Mereka jadi korban pasar. Menjadi bukan dirinya sendiri.