• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • contact
KOORDINAT.CO
Advertisement
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
No Result
View All Result
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
No Result
View All Result
KOORDINAT.CO
No Result
View All Result
Home News

SAATNYA KONSOLIDASI

Baik Sunni maupun Syiah memiliki akar teologis dan historis yang mendukung keadilan dan perlawanan terhadap penjajahan

Margarito by Margarito

Gambar ilustrasi (sumber : google.com)

0
SHARES
39
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Oleh : Muhsin Labib

*Dalam dinamika global, frasa “minoritas kuantitatif terlihat sebagai mayoritas kualitatif” dan sebaliknya menggambarkan sebuah paradoks yang relevan, terutama dalam konteks perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel yang didukung penuh oleh Amerika Serikat dan Barat. Paradoks ini terlihat jelas ketika kita mengamati peran umat Islam Sunni dan Syiah dalam menyikapi isu ini.

Umat Islam Sunni, yang secara kuantitatif merupakan mayoritas, sering kali tampak pasif dalam isu Palestina. Sebaliknya, umat Islam Syiah, meskipun minoritas secara jumlah, menunjukkan sikap progresif dan militan dalam perlawanan terhadap Israel. Fenomena ini mengundang refleksi mendalam tentang kualitas perjuangan, solidaritas umat, dan urgensi konsolidasi.

Secara kuantitatif, umat Islam Sunni mendominasi dunia Islam dengan jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan Syiah. Dengan populasi yang mencakup mayoritas di negara-negara seperti Indonesia, Pakistan, Mesir, dan Arab Saudi, Sunni memiliki potensi besar untuk menggerakkan dukungan politik, ekonomi, dan militer bagi Palestina. Namun, realitas menunjukkan bahwa banyak negara Sunni, terutama di tingkat pemerintahan, cenderung pasif atau bahkan berkompromi dengan kepentingan Barat dan Israel.

Normalisasi hubungan diplomatik beberapa negara Teluk dengan Israel melalui Abraham Accords adalah contoh nyata bagaimana kepentingan geopolitik dan ekonomi sering kali mengalahkan solidaritas dengan Palestina. Di level masyarakat, meskipun ada simpati luas terhadap Palestina, aksi konkret seperti boikot produk pro-Israel atau tekanan politik terhadap pemerintah sering kali tidak terorganisir dengan baik.

Di sisi lain, umat Islam Syiah, yang secara kuantitatif adalah minoritas, menunjukkan kualitas perjuangan yang luar biasa. Iran, sebagai pusat kekuatan Syiah, bersama dengan kelompok seperti Hizbullah di Lebanon dan faksi-faksi Syiah di Irak serta Yaman, secara konsisten mendukung perlawanan Palestina baik melalui bantuan militer, logistik, maupun narasi anti-Zionisme. Sikap progresif ini tidak hanya terlihat pada level negara, tetapi juga di akar rumput, di mana komunitas Syiah sering kali lebih vokal dan terorganisir dalam menyuarakan isu Palestina. Kualitas perjuangan mereka tercermin dari keberanian menghadapi tekanan internasional, sanksi ekonomi, dan risiko militer dari Israel serta sekutunya. Dalam hal ini, Syiah menjadi “mayoritas kualitatif” karena dampak perjuangan mereka jauh lebih signifikan dibandingkan jumlah mereka yang relatif kecil.

Artikel Terkait :  Hendriwan Sebut Pasar Murah Mampu Menjaga Stabilitas Harga Bapok

Namun, penting untuk tidak memandang fenomena ini sebagai dikotomi yang memecah belah. Baik Sunni maupun Syiah memiliki akar teologis dan historis yang mendukung keadilan dan perlawanan terhadap penjajahan. Perbedaan sikap saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor politik, kepentingan nasional, dan manipulasi eksternal ketimbang esensi ajaran Islam itu sendiri. Israel dan sekutunya, dengan dukungan Barat, secara strategis memanfaatkan perpecahan Sunni-Syiah untuk melemahkan solidaritas umat Islam terhadap Palestina. Narasi sektarian yang sengaja dihembuskan, seperti ketakutan terhadap “ekspansi Syiah” atau tuduhan bahwa Sunni “terlalu lunak” terhadap Israel, hanya menguntungkan pihak yang ingin melihat umat Islam terpecah.

Paradoks kuantitatif dan kualitatif ini mengajarkan bahwa jumlah bukanlah segalanya. Sebuah kelompok kecil yang terorganisir, memiliki visi jelas, dan berani bertindak dapat menciptakan perubahan yang jauh lebih besar dibandingkan mayoritas yang pasif. Namun, potensi sejati umat Islam terletak pada persatuan. Jika mayoritas kuantitatif Sunni dapat mengadopsi semangat progresif dan militansi ala Syiah, dan sebaliknya, jika Syiah dapat memperluas jaringan solidaritasnya dengan Sunni, maka umat Islam akan menjadi kekuatan yang tak terbendung dalam memperjuangkan keadilan bagi Palestina.

Artikel Terkait :  Janji Politik dalam Pilkada Serentak 2024: Realistis atau Berujung Fraud?

Oleh karena itu, ajakan untuk konsolidasi umat Islam menjadi sangat mendesak. Konsolidasi ini bukan sekadar seruan emosional, tetapi harus diwujudkan melalui langkah konkret: dialog antar-mazhab untuk meredam prasangka sektarian, pembentukan aliansi strategis di tingkat masyarakat sipil dan pemerintahan, serta penguatan narasi bersama yang menempatkan Palestina sebagai isu sentral umat. Masjid, pesantren, universitas, dan platform media harus menjadi ruang untuk membangun kesadaran kolektif. Boikot ekonomi terhadap produk-produk pro-Israel, tekanan diplomatik terhadap negara-negara yang mendukung Zionisme, dan dukungan nyata untuk rakyat Palestina harus menjadi agenda bersama.

Mari, wahai umat Islam, baik Sunni maupun Syiah, melampaui batas-batas kuantitatif dan kualitatif. Jadilah mayoritas dalam jumlah dan kualitas, bersatu dalam semangat Al-Quds yang suci. Palestina bukan hanya milik satu mazhab, tetapi tanggung jawab seluruh umat. Dengan persatuan, kita bukan hanya akan menjadi suara, tetapi juga kekuatan yang mengguncang dunia demi keadilan dan kemerdekaan Palestina. Ayo, konsolidasikan langkah kita sekarang!

Artikel Terkait :  Tim Hukum "ILOMATA" Laporkan Dugaan Money Politik Yang Libatkan Oknum Kades di Dengilo
Previous Post

Pemda Pohuwato Identifikasi Kesulitan Warganya Pasca Diterjang Banjir : Langkah Kongrit Secepatnya Dilakukan

Next Post

Danif Zaenu Wijaya Resmi Jabat Kepala Seksi Intelijen Kejari Kabupaten Gorontalo

Next Post
Danif Zaenu Wijaya Resmi Jabat Kepala Seksi Intelijen Kejari Kabupaten Gorontalo

Danif Zaenu Wijaya Resmi Jabat Kepala Seksi Intelijen Kejari Kabupaten Gorontalo

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terpopuler

  • Giliran Pelaku Penggelapan Toko Melapor Dugaan Persekusi Terhadap Dirinya

    Giliran Pelaku Penggelapan Toko Melapor Dugaan Persekusi Terhadap Dirinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akibat Kelalaian Pihak Sekolah, Ratusan Siswa SMA Negeri 1 Kabila Gagal Masuk Seleksi Nasional Berbasis Prestasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Unras Minta Bupati Gorontalo Tanggalkan Jabatan, Nyaris Ricuh dan Aduh Jotos

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontraktor Tinggalkan Hutang Ratusan Juta Rupiah, Edward Nangoy: Itu Tanggungjawab CV Syalwa Pratama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siswa SMKN 1 Limboto Dikeroyok di Halaman Sekolah, Orang Tua Siswa Lapor Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polemik Pasar Sentral, Wali Kota Gorontalo Diminta Buang Handuk dan Minta Maaf Kepada Rakyat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wow! Bawaslu Ungkap Dugaan Politik Uang di Pilkada Kabupaten Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Berita Terbaru

Sinergi Kejaksaan dan Pemkab Gorontalo, Operasi Pasar Digelar Tekan Inflasi

Sinergi Kejaksaan dan Pemkab Gorontalo, Operasi Pasar Digelar Tekan Inflasi

Juli 29, 2025
AMMPD Desak Kejati Usut Dugaan Penyimpangan Anggaran Efisiensi untuk Mobil Dinas, Taufik Akan Demo dan Surati Presiden

AMMPD Desak Kejati Usut Dugaan Penyimpangan Anggaran Efisiensi untuk Mobil Dinas, Taufik Akan Demo dan Surati Presiden

Juli 26, 2025

NARASI KEBENCIAN TERHADAP SYIAH ADALAH SIKLUS, BUKAN ANOMALI

Juli 25, 2025

URGENSI OTORITAS KEAGAMAAN TUNGGAL (1)

Juli 25, 2025
Turnamen U-19 Adhyaksa Cup 2025 Gorontalo Resmi Dibuka, Jadi Ajang Scouting Pemain Pra-PON

Turnamen U-19 Adhyaksa Cup 2025 Gorontalo Resmi Dibuka, Jadi Ajang Scouting Pemain Pra-PON

Juli 18, 2025
Dirtut KPK Uji Disertasi Bertema Aset Korupsi: Kajari Gorontalo Lulus Cumlaude

Dirtut KPK Uji Disertasi Bertema Aset Korupsi: Kajari Gorontalo Lulus Cumlaude

Juli 16, 2025
Kolaborasi UNU Gorontalo dan Pemkab Pohuwato, Mahasiswa Siap Bantu Bangun Desa Lewat KKN

Kolaborasi UNU Gorontalo dan Pemkab Pohuwato, Mahasiswa Siap Bantu Bangun Desa Lewat KKN

Juli 10, 2025
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • REDAKSI
  • Kontak Kami

© Copyright 2023 - All Rights Reserved | Proudly Hosted by Hestek Media

No Result
View All Result
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga

© Copyright 2023 - All Rights Reserved | Proudly Hosted by Hestek Media