KOORDINAT.CO, KAB.GORONTALO – Seorang anak tunarungu wicara (Tuli dan Bisu) ID (18) menjadi korban dugaan penganiayaan hingga disiram dengan air keras oleh sejumlah siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Gorontalo.
Atas peristiwa itu, korban mengalami luka bakar di seluruh tubuh bagian belakang, hingga ada beberapa bagian kulit yang terkelupas.
Orang tua korban korban Niya Yasin (38) dan Suwandi Datau (39) saat ditemui di rumahnya menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi pada hari Rabu (04/10/2023), pukul 09.30 WITA, tidak jauh dari SMA Negeri 1 Limboto Barat. Saat itu dirinya bersama keluarga yang lainya berada di Masjid dalam rangka menghadiri doa Maulid Nabi Muhammad SAW.
” Saya ada di Masjid, tiba-tiba datanglah kakek saya dan memberitahukan bahwa anak saya badan bagian belakang pada luka-luka. Saya langsung pulang ke rumah, pada saat saya tiba di rumah, anak ini mengalami sesak nafas dan langsung memeluk badan saya.” Urai Niya Yasin, Kamis (5/10/2023).
Lebih lanjut kata Niya, dirinya menanyakan dengan bahasa isyarat seorang ibu, apakah habis dipukul orang ? Anak ini menjawab iya dengan anggukan kepala. Bahkan kata anak ini ada tiga orang yang diduga melakukan tindakan yang tidak senonoh itu.
” Ada yang menjemputnya di rumah menggunakan motor gede. Anak ini menjawab dengan bahasa isyarat mengangkat baju bagian dada kanan atas terus sambil menulis, artinya yang diduga pelaku tersebut merupakan siswa. Jumlahnya ada tiga orang, dan menunjukan pelaku bersekolah di SMA Negeri 1 Limboto Barat.” Sambung Niya.
Niya pun membawa anaknya ini ke Puskesmas Limboto Barat guna mendapatkan pertolongan pertama, tetapi pihak PKM menyarankan kejadian seperti ini lebih baik dibawa ke Polsek.
Setibanya di Polsek, dirinya beserta anaknya bersama tiga orang Kepolisian sektor Limboto Barat menuju ke lokasi dimana tempat penyiraman air keras terjadi. Tidak berselang lama Kapolsek tiba di TKP.
” Dimana TKPnya itu tidak jauh dari Sekolah, tepatnya di areal belakang salah satu kantin. Ditanyakan kembali kenapa tubuh bagian belakang sudah jadi seperti ini, anak ini menjawab dengan bahasa tubuhnya disiram dengan cairan yang di botol.” Beber Niya.
Sesampainya di sekolah di kumpulkan lima orang di kantor dewan guru, selanjutnya anak ini menunjuk tiga orang yang diduga sebagai pelaku penyiraman dan kedua orang lainya disuruh kembali sebab bukan pelaku. Tetapi ketiga anak tersebut tidak mengakui perbuatan mereka tersebut.
” Untuk lebih meyakinkan lagi, seluruh siswa laki-laki diarahkan ke lapangan berbaris dan ketiga yang diduga pelaku ini disisipkan di tiga barisan tersebut, selanjutnya anak saya ini disuruh pilih siapa yang melakukan tindakan penyiraman, dipilih lagi ketiga anak yang sedari awal ditunjuk sebagai pelaku penyiraman. Yang anehnya tetap tidak mengakui perbuatanya.” Katanya.
Dengan tidak diakui oleh ketiga terduga pelaku penyiraman ini, maka prosesnya dibawa ke Polsek untuk dimediasi dan dihadiri pihak guru-guru beserta ketiga orang tua dari terduga pelaku penyiraman air keras.
” Setibanya di Polsek sudah dimediasi dengan cara apapun tetap ketiga anak ini tidak mengakui perbuatan yang dilakukan kepada anak saya ini. Tetapi ketiga orang tua dari terduga pelaku ini menyatakan siap mengobati sampai sembuh atas apa yang dialami anak saya ini. Saya juga belum membuat laporan ke pihak Kepolisian, alasannya kami mencari dulu siapa pelaku yang melakukan penyiraman ini, tetapi rencananya besok kita akan melaporkan kejadian ini ke Polres Gorontalo. Siapa yang tidak prihatin melihat kondisi anak yang begini malah dilakukan seperti ini dijemput di rumah dan dilakukan penyiraman air keras seperti ini.” Tandas Niya sembari menangis.