• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • contact
KOORDINAT.CO
Advertisement
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
No Result
View All Result
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
No Result
View All Result
KOORDINAT.CO
No Result
View All Result
Home News

NARASI KEBENCIAN TERHADAP SYIAH ADALAH SIKLUS, BUKAN ANOMALI

Fenomena ini bukanlah kebetulan belaka, melainkan hasil dari sebuah konstruksi psikologis yang sistematis.

Margarito by Margarito

Gambar ilustrasi (sumber : google.com)

0
SHARES
25
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Oleh : Mubsin Labib

*Dalam lintasan sejarah yang panjang dan berliku, terdapat sebuah ironi yang mengakar dalam: mereka yang keyakinannya telah dibentuk oleh dinasti-dinasti korup dan bejat sepanjang masa tidak akan pernah terdorong untuk mendukung kelompok yang justru berdiri sebagai penyeimbang kekuasaan tersebut.

Fenomena ini bukanlah kebetulan belaka, melainkan hasil dari sebuah konstruksi psikologis yang sistematis. Ketika sebuah dinasti berkuasa dengan menebar narasi ekspansi dan perluasan wilayah atas nama agama—yang diilusttasikan sebagai masa kejayaan Islam—maka rakyat yang hidup di bawah bayang-bayang kekuasaan tersebut akan secara tidak sadar menyerap nilai-nilai yang telah terdistorsi. Mereka tidak melihat bahwa di balik semangat “perluasan wilayah Islam” tersebut, sesungguhnya tersembunyi hasrat akan dominasi, aneksasi, dan ekspansi teritorial yang murni bersifat politis.

Tragisnya, masyarakat yang telah terpapar dengan narasi ini selama berabad-abad akan mengembangkan semacam “kebutaan sejarah” yang akut. Mereka tidak mampu membedakan antara perjuangan yang benar-benar mengusung nilai-nilai luhur Islam dengan ambisi politik yang mengatasnamakan agama. Bahkan ketika berhadapan dengan kelompok-kelompok yang secara konsisten menentang praktik-praktik korup tersebut, mereka justru memandangnya dengan curiga dan permusuhan.

Inilah paradoks yang paling menyakitkan: semakin keras sebuah kelompok memperjuangkan kemurnian nilai-nilai agama dan menentang korupsi serta penyalahgunaan kekuasaan, semakin besar resistensi yang mereka hadapi dari masyarakat yang seharusnya menjadi penerima manfaat dari perjuangan tersebut. Masyarakat yang telah terkondisi oleh sistem dinasti yang korup akan menganggap setiap kritik terhadap penguasa sebagai ancaman terhadap stabilitas, setiap panggilan untuk reformasi sebagai chaos, dan setiap upaya untuk mengembalikan nilai-nilai sejati sebagai ekstremisme.

Artikel Terkait :  Sanksi Menanti ASN dan TPK Yang Tidak Disiplin Kerja

Kondisi ini menciptakan sebuah siklus yang sulit diputus: dinasti-dinasti korup terus melanggengkan kekuasaan mereka karena mendapat dukungan dari masyarakat yang telah mereka kondisikan, sementara kelompok-kelompok yang benar-benar memperjuangkan keadilan dan kemurnian nilai-nilai agama terus terpinggirkan dan dicitrakan dan difatwakan sebagai sesat, kafir, bukan Islam, buatan Yahudi dan seribu satu atribut yang cukup menjadi alasan sah untuk menindasa dan segala tindakan tak manusiawi. Karbala adalah contoh paling tragis yang cukup menjadi peringatan dan warning.

Pemahaman terhadap fenomena ini menjadi kunci untuk memahami mengapa perubahan sosial yang fundamental begitu sulit terjadi, dan mengapa dinasti-dinasti yang korup dapat bertahan begitu lama dalam sejarah. Mereka tidak hanya menguasai kekuasaan politik dan ekonomi, tetapi juga—dan ini yang paling berbahaya—menguasai narasi dan membentuk kesadaran kolektif masyarakat.

Artikel Terkait :  Pertanda Apa Menjelang Akhir Tahun 2024? : Ikan Mola-Mola Terdampar

Hanya dengan kesadaran yang mendalam terhadap manipulasi sejarah ini, masyarakat dapat mulai membebaskan diri dari belenggu mental yang telah mengakar selama berabad-abad, dan mulai membedakan kepentingan sejati agama dan bangsa dengan ambisi politik yang menyamar di balik jubah kesucian.

Tags: Musin LabibNarasi kebencian terhadap syiah
Previous Post

URGENSI OTORITAS KEAGAMAAN TUNGGAL (1)

Next Post

AMMPD Desak Kejati Usut Dugaan Penyimpangan Anggaran Efisiensi untuk Mobil Dinas, Taufik Akan Demo dan Surati Presiden

Next Post
AMMPD Desak Kejati Usut Dugaan Penyimpangan Anggaran Efisiensi untuk Mobil Dinas, Taufik Akan Demo dan Surati Presiden

AMMPD Desak Kejati Usut Dugaan Penyimpangan Anggaran Efisiensi untuk Mobil Dinas, Taufik Akan Demo dan Surati Presiden

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terpopuler

  • Giliran Pelaku Penggelapan Toko Melapor Dugaan Persekusi Terhadap Dirinya

    Giliran Pelaku Penggelapan Toko Melapor Dugaan Persekusi Terhadap Dirinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akibat Kelalaian Pihak Sekolah, Ratusan Siswa SMA Negeri 1 Kabila Gagal Masuk Seleksi Nasional Berbasis Prestasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Unras Minta Bupati Gorontalo Tanggalkan Jabatan, Nyaris Ricuh dan Aduh Jotos

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontraktor Tinggalkan Hutang Ratusan Juta Rupiah, Edward Nangoy: Itu Tanggungjawab CV Syalwa Pratama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siswa SMKN 1 Limboto Dikeroyok di Halaman Sekolah, Orang Tua Siswa Lapor Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polemik Pasar Sentral, Wali Kota Gorontalo Diminta Buang Handuk dan Minta Maaf Kepada Rakyat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wow! Bawaslu Ungkap Dugaan Politik Uang di Pilkada Kabupaten Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Berita Terbaru

Abaikan Dua Peringatan, Aktivis Desak KPK Ambil Langkah Tegas ke PT Agro Artha Surya

Abaikan Dua Peringatan, Aktivis Desak KPK Ambil Langkah Tegas ke PT Agro Artha Surya

Agustus 27, 2025
Sportivitas Warnai Lomba Futsal HUT ke-80 Kejaksaan di Kejari Kabupaten Gorontalo

Sportivitas Warnai Lomba Futsal HUT ke-80 Kejaksaan di Kejari Kabupaten Gorontalo

Agustus 23, 2025
Kejari Kabupaten Gorontalo Gelar Pekan Olahraga Peringati HUT ke-80 Kejaksaan RI

Kejari Kabupaten Gorontalo Gelar Pekan Olahraga Peringati HUT ke-80 Kejaksaan RI

Agustus 23, 2025
Seleksi Perangkat Desa Bualo Dipersoalkan, Camat Tegaskan Hasil Tak Bisa Dianulir, Peserta Lulus Siap Tempuh Jalur Hukum

Seleksi Perangkat Desa Bualo Dipersoalkan, Camat Tegaskan Hasil Tak Bisa Dianulir, Peserta Lulus Siap Tempuh Jalur Hukum

Agustus 22, 2025
Bolmut Gali Praktik Baik Pelestarian Budaya di Pohuwato Lewat Studi Tiru

Bolmut Gali Praktik Baik Pelestarian Budaya di Pohuwato Lewat Studi Tiru

Agustus 20, 2025
Rp15 Juta untuk Rumah Ibadah: YR Team Hadirkan Harapan Baru di Bulangita

Rp15 Juta untuk Rumah Ibadah: YR Team Hadirkan Harapan Baru di Bulangita

Agustus 16, 2025
MTs Negeri di Telaga Biru Diduga Rampas Tanah Wakaf, Masjid Dibongkar Paksa

MTs Negeri di Telaga Biru Diduga Rampas Tanah Wakaf, Masjid Dibongkar Paksa

Agustus 16, 2025
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • REDAKSI
  • Kontak Kami

© Copyright 2023 - All Rights Reserved | Proudly Hosted by Hestek Media

No Result
View All Result
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga

© Copyright 2023 - All Rights Reserved | Proudly Hosted by Hestek Media