KOORDINAT, KABGOR – Proyek pekerjaan Penyediaan Jaringan Drainase di Desa Molowahu, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo (Kabgor), menuai protes warga desa setempat. Pasalnya, menurut warga desa setempat, bahwa pekerjaan dengan nilai kontrak Rp 199.700.000,00 yang bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Kabgor tahun 2021 itu diduga amburadul.
Bahkan dalam protes warga melalui postingan Facebook yang dikirimkan ke Group Molowahu Smart itu menyebutkan, bahwa pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan saluran, justru adalah pekerjaan kolam.
“Cc. Ayah Irwandi Ibrahim.. Spa pengawas di proyek ini? Kyakx pekerjaan ini amburadul skli.. Bukan ba bekeng saluran malahan so buat kolam. Lantai ini tdk di waterpas. ?,” tulis warga desa setempat, Sako Ishak Bahua, melalui postingannya di Group Facebook Molowahu Smart, Jum’at (29/10/2021).
Ishak yang dikonfirmasi Media ini membenarkan terkait postingannya di group Facebook tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Molowahu, Irwandi Ibrahim mengatakan, terkait dengan protes warga yang viral di media sosial Facebook itu, pihaknya selaku Pemerintah Desa (Pemdes) setempat telah mendatangi langsung lokasi proyek pekerjaan tersebut.
“Saya sudah datangi kemarin. Sudah langsung datang ke lokasi bersama Babinsa, melihat langsung, menanyakan langsung, tapi hanya ketemu dengan pekerja. Namanya pekerja itu kan mereka hanya sesuai perintah, kalau pihak kontraktor (pelaksana_red) sampai dengan hari ini tidak ada komunikasi,” tuturnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya pihaknya sempat menyampaikan kepada Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabgor, bahwa dana PEN adalah dana yang dikhususkan untuk Covid-19. Sehingganya, kata dia, setiap kegiatannya itu harus memberdayakan semua yang ada di desa, termasuk tenaga kerja dan pendukung yang lain.
“Nah ini saya dapat laporan, banyak keluhan dari para tukang yang tidak punya pekerjaan, kenapa mereka tidak dilibatkan. Tidak ada 1 orang pun masyarakat Desa Molowahu,” ungkapnya.
“Jadi itu yang saya sangat sayangkan. Kemudian yang lain, misalnya material, kalau pun tidak ada disini tapi kasihan ada sopir-sopir yang suka bekerja memuat batu dan pasir, 1 atau 2 ret kan bisa,” sambungnya.
Terkait hal itu, Kepala Dinas (Kadis) PUPR Kabgor, Romy Sjahrain saat dikonfirmasi menyampaikan, pihaknya akan memerintahkan pengawas untuk melakukan pengecekan lapangan terkait persoalan tersebut.
“Thanks infonya, nanti mo suruh pengawasnya cek di lapangan,” ucapnya melalui sambungan WhatsApp.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak pelaksana CV Raditya Karya Sejahtera, saat dikonfirmasi via seluler di nomor 08239360xxxx, enggan mengangkat selulernya.
Penulis: RRK