Koordinat.co, Kabgor – Jembatan Merah Putih yang diresmikan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie pada awal tahun 2019 yang terletak di Desa Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo, kembali mengalami kerusakan. Sabtu (15/05/2021)
Pasalnya jembatan sepanjang 52 meter dan lebar 3 meter yang menjadi penghubung Dusun itu rusak karena diduga sering dilewati kendaraan truk bermuatan lebih dari kapasitas jembatan yang mengakibatkan jembatan tersebut sudah yang kedua kalinya mengalami kerusakan dalam rentan tahun 2019 – 2021.
Kerusakan jembatan tersebut terjadi pada struktur lantainya yang nota bene hanya menggunakan kayu, kerusakan inipun bukan baru pertama kalinya terjadi pasca dibangunnya jembatan ini, tercatat sekitar akhir tahun 2019 lantai jembatan ini juga mengalami kerusakan yang penyebabnya sama karena seringnya dilalui kendaraan truck yang bermuatan lebih.
Kepada Koordinat.co, Ricky Kadir salah satu tokoh pemuda Desa Buhu menyesalkan sikap dari Pemerintah Desa Buhu yang terkesan tidak peka dan tidak melakukan pengawasan dan perlindungan terhadap aset daerah yang menjadi sarana penghubung satu – satunya yang digunakan oleh masyarakat Dusun Tahele untuk keluar masuk ke Dusun tersebut.
“Dan ini sudah saya sampaikan sama ti ayah berulang-ulang kali, lima hari yang lalu terakhir saya sampaikan, dia bilang dia mau tindak lanjuti sebelum lebaran nah ini setelah lebaran, hari ketiga lebaran tidak ada” ucap Ricky
Menurut Ricky, bahwasanya pada saat bangunan itu diresmikan oleh Gubernur Gorontalo, jembatan itu di lengkapi pula dengan portal agar kendaraan besar seperti truck tidak melintas di jembatan yang dibangun namun portal tersebut hanya bertahan beberapa hari saja karena sudah dilepas oleh oknum masyarakat, padahal menurut Ricky portal tersebut sengaja pasang agar tidak semua kendaraan bisa menggunakan jembatan itu untuk memperpanjang umur dari jembatan bisa bertahan lebih lama.
“Pada waktu pengresmian oleh Gubernur jembatan itu dilengkapi pula dengan portal yang sengaja dipasang agar tidak semua jenis kendaraan bisa bebas masuk berkeliaran terutama mobil truck yang berpotensi bisa merusak jembatan yang di bangun oleh Pemerintah Provinsi itu” ujar Ricky
“Seharusnya Pemerintah Desa itu harus tegas, jangan cabut itu portal apapun yang terjadi karena itu memang dipasang dari awal seperti itu untuk melindungi jembatan, artinyakan kalau cuma persoalan lewat disitu, motor boleh lewat, bentor boleh lewat, oto – oto (mobil.red) cuma karena persoalan oto besar/oto milu (jagung.red) maka dicabut itu portal dan sampai hari ini.” tambah Ricky
Ricky menambahkan jangan sampai dengan sikap diamnya Pemerintah Desa karena adanya dugaan permainan antara Kepala Desa dengan pihak pengusaha gudang jagung sehingga membiarkan dan terkesan menutup mata akan rusaknya infrastruktur satu-satunya yang dibiayai dengan anggaran Rp. 1,5 miliart tersebut.
“Pemerintah harus tegas, disampaikan ke pengusaha-pengusaha milu boleh lewat disitu akan tetapi konsekwensinya ketika ini rusak maka bertanggung jawab bersama, ada tanggung jawab bersama, persoalanya hari ini Pemerintah Desa tidak tegas, jangan sampai ada konspirasi antara Pemerintah dengan pengusaha milu” urai Ricky dengan nada geram
Wirawan Lamalani, Kepala Desa Buhu ketika dikonfirmasi menyampaikan bahwa beberapa hari yang lalu telah berkoordinasi dengan Kepala Dusun terkait persoalan kerusakan jembatan itu. Dirinyapun menyampaikan telah berkomunikasi dengan salah satu pengusaha yang sering menggunakan jembatan itu menggunakan truck untuk menunjang usahanya.
Wirawan pun tidak menapik terkait pencabutan portal yang sengaja dilakukan oleh salah satu pengusaha. Ia menyampaikan bahwasanya memang beberapa waktu yang lalu pihak Pemerintah Desa akan kembali memasang portal itu namun karena pengusaha itu bermohon agar tak dipasang akhirnya disepakati tidak dipasangnya kembali portal itu dengan ketentuan apabila ada kerusakan pada jembatan akan ditanggung oleh pengusaha tersebut.
Masih menurut Wirawan, pihak pengusaha ketika dikonfirmasi ternyata sudah menyiapkan kayu pengganti yang akan digunakan pada perbaikan lantai jembatan itu, hanya karena yang dibutuhkan 35 lembar sedangkan yang baru tersedia hanya 20 lembar sehingganya pihak pengusaha masih mengupayakan sisah dari kayu tersebut.
Pihaknyapun berjanji akan sesegera mungkin memperbaiki lantai jembatan yang sudah rusak itu setelah kebutuhan bahannya sudah lengkap dari pengusaha yang notabene lebih banyak menggunakan jembatan itu untuk menunjang usahanya karena menurut sang Kades yang baru terpilih lagi pada suksesi Pilkades serentak bahwasanya Pemerintah Desa tidak mengangarkan pada APBDes untuk perbaikan jembatan dimaksud. (K01)