• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • contact
KOORDINAT.CO
Advertisement
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
No Result
View All Result
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
No Result
View All Result
KOORDINAT.CO
No Result
View All Result
Home Budaya

MENCATAT KESEPIAN (oleh : Amato)

Admin by Admin
MENCATAT KESEPIAN (oleh : Amato)
0
SHARES
89
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

“Bapa, biarlah cawan ini lalu dari padaku tapi janganlah seperti yang aku kehendaki melainkan seperti yang engkau kehendaki.” – doa Yesus di Getsemani

Pada pertengahan jalan menuju kearifan, atau apapun yang kita sebut dengan istilah sejenis itu, seseorang akan menemukan dirinya sebagai manusia paling sepi. Dalam arti tertentu, itulah yang membawa Muhammad ke Gua Hira, prosesi khalwat Yesus di Getsemani dan tiga belas tahun pencarian spiritual Siddharta Gautama. Hal yang sama juga kita temui pada Pythagoras, Herakleitos, Sokrates dan Zeno dari Citium, untuk menyebut sedikit nama awal dari rangkaian panjang para filsuf Barat. Di timur ada Lao Tze, Konghucu, Adi Shankara dan lebih banyak lagi. Yang pasti, dari ensambel nama-nama itu, kita boleh bicara tentang opera semesta kesepian para pencari kearifan.

Konsep kesepian tidak benar-benar membutuhkan definisi diskursif. Bukan karena kita menganggapnya sebagai pengalaman yang terlalu umum tapi justru karena kedalamannya yang tak terjelaskan. Karenanya, kita hanya bisa mengenalinya dengan melacak ke dalam pengalaman rasa kita sendiri. Dan, meski mengandaikan sebentuk universalitas emosional, ia selalu unik bagi tiap-tiap individu. Dengan kata lain, kesepian datang padamu sebagai milik jiwamu.

Artikel Terkait :  Lagu Malam

Artinya, meski kesepian bisa membuatmu merasa asing di dalam lingkunganmu, ia datang dari bagian dirimu yang paling kau kenali. Lebih dari itu, kesepian bukan sesuatu yang datang dari luar dirimu. Dia ada bersama keberadaanmu sendiri. Dari sini perlu dijelaskan bahwa kita sedang bicara tentang kesepian eksistensial, bukan jenis luapan emosi temporal ketika kau sedang tidak berada bersama orang lain.

Lebih jauh, kesepian akan menyadarkanmu pada keberadaanmu sebagai individu. Dalam hal ini, catatan tentang kesepian menjadi catatan tentang diri sebagai aku. Kesepian selalu adalah kesepianku. Dan, secara eksperiensial, ia bisa menjelaskan keberadaanku. Sehingga, dengan meminjam model adagium Cartesian, kita bisa berkata, “Aku kesepian karena itu aku ada.”

Artikel Terkait :  Wakil Bupati Suharsi Igirisa Sambut Penuh Rasa Syukur Rombongan Jamaah Hj Asal Provinsi Gorontalo

Ini menjelaskan kenapa kesepian selalu berada di tengah perjalanan menuju kearifan. Setidaknya, kenapa para arif selalu mengalaminya di tengah pencarian mereka. Tak hanya menjelaskan keberadaan kita, kesepian juga mengindividuasi subyeknya. Menyadarkannya pada kesendirian sebagai keindahan berada di luar cengkeraman pengaruh dan kontaminasi racun pikiran masyarakat. Tapi kesendirian (to be alone), kata Krishnamurti, bukan berarti kesepian (to be lonely).

Kesepian adalah momen tragis dalam kehidupan seseorang. Jika dari situ kau bisa menemukan indahnya kesendirian, kau akan menjadi arif. Jika tidak, kau akan tenggelam di dalam lautan ada. Dan jawaban bagi rasa sepi yang mengharu biru adalah birunya kematian. Itu menjelaskan kenapa perjalanan eksistensial Dasein selalu dikerangkakan dalam ‘ada menuju mati’:

Artikel Terkait :  Sekda Iskandar Datau Resmi Tutup Festival Seni Budaya Jawa Tondano Fesbudjaton XVII Tahun 2024

…atau kau mati karena kesepian atau kau mati demi kesendirian.

Pada urutan kalimat pertama, kematian bermakna perhentian terakhir. Kau mencatat kata tamat. Pada urutan kalimat kedua, kematian berarti momentum untuk dilahirkan kembali. Kesepian yang membawamu pada indahnya kesendirian akan membunuhmu untuk dilahirkan kembali. Itulah kenapa para arif tidak menukar kesepian mereka dengan tenggelam dalam keramaian dan kesenangan yang lazim terpola dalam masyarakat.

Seperti yang sudah saya sebutkan, mereka menukar kesepian dengan kesendirian. Karenanya Muhammad menjadi nabi, Yesus menggenapkan janji dan Siddharta membawa kabar pencerahan. Sementara aku lebih suka kembali terlelap di rahim Jiwa-Dunia sebelum penciptaan semesta. Indahnya kesendirian menatap Suwung.

Foto special : Amato Assagaf

Manado, Minggu siang di Februari…

amato

Tags: AmatoAmato assagaf
Previous Post

Sekda Asripan Nani Hadiri Musda Pemuda Muhammadiyah Bolmut

Next Post

Laksanakan Perintah Undang – Undang, Kades Lelato Laksanakan LPPD

Next Post
Laksanakan Perintah Undang – Undang, Kades Lelato Laksanakan LPPD

Laksanakan Perintah Undang - Undang, Kades Lelato Laksanakan LPPD

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terpopuler

  • Giliran Pelaku Penggelapan Toko Melapor Dugaan Persekusi Terhadap Dirinya

    Giliran Pelaku Penggelapan Toko Melapor Dugaan Persekusi Terhadap Dirinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akibat Kelalaian Pihak Sekolah, Ratusan Siswa SMA Negeri 1 Kabila Gagal Masuk Seleksi Nasional Berbasis Prestasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Unras Minta Bupati Gorontalo Tanggalkan Jabatan, Nyaris Ricuh dan Aduh Jotos

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontraktor Tinggalkan Hutang Ratusan Juta Rupiah, Edward Nangoy: Itu Tanggungjawab CV Syalwa Pratama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siswa SMKN 1 Limboto Dikeroyok di Halaman Sekolah, Orang Tua Siswa Lapor Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polemik Pasar Sentral, Wali Kota Gorontalo Diminta Buang Handuk dan Minta Maaf Kepada Rakyat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wow! Bawaslu Ungkap Dugaan Politik Uang di Pilkada Kabupaten Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Berita Terbaru

Rp15 Juta untuk Rumah Ibadah: YR Team Hadirkan Harapan Baru di Bulangita

Rp15 Juta untuk Rumah Ibadah: YR Team Hadirkan Harapan Baru di Bulangita

Agustus 16, 2025
MTs Negeri di Telaga Biru Diduga Rampas Tanah Wakaf, Masjid Dibongkar Paksa

MTs Negeri di Telaga Biru Diduga Rampas Tanah Wakaf, Masjid Dibongkar Paksa

Agustus 16, 2025
Kejari Kabupaten Gorontalo Gelar Lomba Semarkan HUT ke-80 RI

Kejari Kabupaten Gorontalo Gelar Lomba Semarkan HUT ke-80 RI

Agustus 16, 2025
Skandal Musorkab KONI Gorontalo: Delegasi Dibekukan Masih Ikut Memilih, Aroma Money Politik Menyengat

Skandal Musorkab KONI Gorontalo: Delegasi Dibekukan Masih Ikut Memilih, Aroma Money Politik Menyengat

Agustus 13, 2025
Skandal Kredit KUPEDES BRI di Gorontalo, Kejari Kabgor Tahan Tiga Tersangka

Skandal Kredit KUPEDES BRI di Gorontalo, Kejari Kabgor Tahan Tiga Tersangka

Agustus 12, 2025
Pemkot Kota Kotamobagu Ambil Langkah Tegas Dalam Kasus Sabotase Saluran Air : Hak Para Investor Terlindungi

Pemkot Kota Kotamobagu Ambil Langkah Tegas Dalam Kasus Sabotase Saluran Air : Hak Para Investor Terlindungi

Agustus 12, 2025
Momentum Perkuat Jejaring Alumni, Bupati Pohuwato Serahkan Cendera Mata Burung Panua ke Ketum PB IKA PMII

Momentum Perkuat Jejaring Alumni, Bupati Pohuwato Serahkan Cendera Mata Burung Panua ke Ketum PB IKA PMII

Agustus 11, 2025
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • REDAKSI
  • Kontak Kami

© Copyright 2023 - All Rights Reserved | Proudly Hosted by Hestek Media

No Result
View All Result
  • Kota Gorontalo
  • Home
    • Kab Gorontalo
    • Gorontalo
      • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Daerah
    • Kota Bitung
    • Sulawesi Utara
      • Bolmut
      • Kepulauan Talaud
  • Ekonomi & Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga

© Copyright 2023 - All Rights Reserved | Proudly Hosted by Hestek Media