Oleh: Nizam Halla
Apakah kepakan sayap kupu-kupu di belantara brasil dapat menyebabkan badai tornado di texas? Mungkinkah dengan sayapnya yang tipis kupu-kupu mampu merubah atmosfir hingga memicu badai super dahsyat?
“Pertanyaan” tersebut adalah sebuah kiasan dari riset Edward Norton Lorenz yang menuju pada sebuah hipotesa bahwa pada dasarnya peristiwa besar berawal dari kejadian-kejadian yang sederhana.
Pemaknaan secara ilmiah dari Efek Kupu-Kupu adalah “ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal” (sensitive dependence on initial conditions), di mana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem non-linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian.
Secara praktis saya dapat mengartikan pernyataan tersebut ke dalam pemahaman bahwa sebuah peristiwa kecil yang terjadi pada saat sekarang akan dapat menjadi penyebab terjadinya hal-hal besar di masa yang akan datang.
Walaupun pada dasarnya prinsip “Butterfly Effect” adalah gagasan Norton tentang teori chaos, namun hal ini mengantarkan saya merenungi hikmah terdalam pada dua Ayat terakhir Surah Al- Zalzalah. “Barangsiapa mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat akibatnya dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sekecil apapun niscaya dia akan melihat akibatnya pula.”
Al-Quran menjelaskan setiap perbuatan bahkan hanya semisal “dzarroh” akan tetap memiliki konsukuensi yang cukup besar di kemudian hari.
Perbuatan baik yang kelihatan mudah sering kita anggap tidak bernilai. Membuang duri dari tengah jalan menjadi tampak sepele, tapi jika tidak disingkirkan, akan ada orang yang terluka. Jika perbuatan baik yang tampak sepele sering dilakukan, ia akan menjadi tumpukan kebaikan yang besar. Sebaliknya, misalnya, mengunjing orang mungkin bagi kebanyakan kita dianggap hal kecil, tapi perbuatan itu akan berdampak negatif secara luas. Perkara yang kita anggap sepele bisa berpotensi menimbulkan kepanikan sosial, isu-isu, desas-desus, stigma, pembentukan opini, bahkan yang meski faktual, tapi termasuk penggunjingan, akan berdampak besar, dan sistemik di masyarakat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Jabir bin Sulaim, “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR. Abu Daud).
Maka, janganlah sungkan untuk mengerjakan kebaikan walaupun hanya sekecil apapun, karena pasti akan mendapatkan balasan baik di dunia maupun di akhirat.
So teruslah berbuat baik walaupun “hanya” sebesar dzarroh. Terus Kepakkaan sayap kebaikanmu.
.