KOORDINAT.CO, NASIONAL – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang para Menteri, Kepala Daerah, hingga pegawai pemerintah untuk melaksanakan buka puasa bersama (Bukber) pada bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah/2023 Masehi, hal itu tertuang dalam edaran surat Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 38/Seskab/DKK/03/2023.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf angkat bicara
Melansir dari tempo.co, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mempersilakan Pemerintah mengambil kebijakan melarang pejabat mengadakan acara buka puasa bersama, namun harus koheren (Berhubungan) dengan kebijakan pemerintah yang lain.
” Silahkan saja Pemerintah mengambil kebijakan itu (larangan pejabat buka puasa bersama), tetapi mustinya dalam praktik akuntabilitas publik, harus koheren dengan kebijakan pemerintah lain.” Ungkap Haedar, pada Jum’at (24/03/2023) kemarin.
Haedar pun menyoroti, Pemerintah saat ini telah membebaskan berbagai kegiatan usai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022 silam.
” Maka pemerintah juga perlu objektif dalam (arahan soal buka puasa bersama) ini, supaya tidak menimbulkan kesan, kegiatan-kegiatan keagamaan kok dibatasi sementara yang lain tidak.” Bebernya.
Menurutnya, PP Muhammadiyah sejak dulu berupaya konsisten pada kesatuan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
” Jadi kalau ada larangan itu berbuka bersama, mestinya pada saat yang sama juga masih ada larangan untuk konser-konser bersama, acara-acara yang melibatkan keramaian bersama. Jika pemerintah konsisten, masyarakat tidak akan bertanya-tanya soal arahan atau kebijakan yang dibuat.” Kata Haedar.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengaku tak khawatir larangan buka puasa bersama para pejabat oleh Jokowi bakal membuat Jokowi dicap anti-Islam.
” Dicap apa? Wong ini juga ya sesuatu yang biasa, selama ini orang bikin buka puasa juga apa sih, kalau bagi-bagi untuk fakir miskin. Saya pikir itu penting bagi yang membutuhkan, yang terjebak macet di jalan, saya kira penting.” Jelas Yahya Cholil.
Ghaffar Becelebo